Worldwide, the prevalence of disability is argued to be growing, with population ageing and increasing incidence of chronic health conditions (World Health Organisation/World Bank 2011). Approximately 16% of the adult population aged 18 and older worldwide is disabled, with noticeable differences between high countries (12 per cent) and low income countries (18 per cent) (World Health Organisation/World Bank 2011). Disability affects a wide range of socio-economic outcomes, including labour market participation, but also other factors that shape participation, including education, information and transport.
Secara global, prevalensi disabilitas diperkirakan terus meningkat, seiring dengan bertambahnya usia populasi dan meningkatnya kejadian kondisi kesehatan kronis (World Health Organization/World Bank 2011). Sekitar 16% dari populasi dewasa berusia 18 tahun ke atas di seluruh dunia memiliki disabilitas, dengan perbedaan yang terlihat antara negara-negara berpenghasilan tinggi (12 persen) dan negara-negara berpenghasilan rendah (18 persen) (World Health Organization/World Bank 2011). Disabilitas memengaruhi berbagai hasil sosial-ekonomi, termasuk partisipasi di pasar tenaga kerja, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi partisipasi, seperti pendidikan, akses informasi, dan transportasi.
Disabled people experience lower labour market participation rates than the non-disabled. Disabled people tend to be concentrated in lower-skilled, lower-paid occupations. Low participation rates are costly for the individuals concerned in terms of economic and psychological well-being.
Disabilitas mengalami tingkat partisipasi pasar tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki disabilitas. Mereka cenderung terkonsentrasi pada pekerjaan dengan keterampilan rendah dan berpenghasilan rendah. Tingkat partisipasi yang rendah berdampak buruk bagi individu yang bersangkutan, baik secara ekonomi maupun kesejahteraan psikologis.
One possible solution to problems of low participation rates lies in the potential for disabled people to become self-employed or to start and run their own businesses. Some argue that self-employment can be used as a potential rehabilitation vocational tool to achieve faster and better integration into the labour market of individuals who become disabled. Promoting entrepreneurship constitutes an important part of the kitaoneus.asia agenda and strategy which treats entrepreneurship as a key component of smart, sustainable and inclusive growth.
Salah satu solusi potensial untuk masalah rendahnya tingkat partisipasi ini adalah peluang bagi disabilitas untuk menjadi wiraswasta atau memulai dan menjalankan usaha mereka sendiri. Beberapa pihak berpendapat bahwa kewirausahaan dapat digunakan sebagai alat rehabilitasi vokasional untuk mencapai integrasi yang lebih cepat dan lebih baik ke dalam pasar tenaga kerja bagi individu yang mengalami disabilitas. Promosi kewirausahaan menjadi bagian penting dari agenda dan strategi kitaoneus.asia, yang memandang kewirausahaan sebagai komponen kunci dalam pertumbuhan yang cerdas, berkelanjutan, dan inklusif.